Selasa, 25 Januari 2011

MENGEMBALIKAN MASA KEEMASAN SUMBA BARAT SEBAGAI LUMBUNG PADI NTT



Mengingat masa kejayaan sumba barat pada masa pemerintahan gubernur NTT Ben Mboi di tahun 1980-an, sumba barat adalah penghasilan padi dan jagung terbesar di seluruh daratan NTT. Dengan sistem kerja dan pengelolahan lahan yang baik, serta luasnya daerah persawahan serta ladang menjadikan sumba barat sebagai daerah di NTT yang perluh di perhitungkan hasil pertaniannya. Seiring waktu yang terus berjalan, Ben Mboi tak lagi menjabat  sebagai gubernur, lahan untuk pertanian di sumba barat khususnya di waikabubak semakin memprihatinkan untuk pertanian,  menjadikan sumba barat sebagai penerima bukan pemberi hasil pertanian untuk NTT.

Lahan yang dulunya sebagai lahan pertanian, kini telah berubah sebagai lahan pemukiman penduduk, ruko, serta pertokoan yang mengatas namakan pembangunan. Para petani yang hanya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian kini harus mencari jalan keluar untuk kelangsungan hidupnya. Sebelum lahan mereka di jadikan pemukiman, hasil pertanian yang mereka peroleh dapat digunakan untuk melanjutkan studi anak mereka sampai pada tingkat universitas.

Pertanyaan sekarang apakah sumba barat masih mampu, mengembalikan dirinya sebagai daerah penghasil padi bagi NTT ? dengan kondisi lahan pertanian yang memprihatinkan serta pengelolahan yang masih tradisional.

Program kerja yang baik harus di implementasikan serta memiliki asas manfaat bagi masyarakat. Selama ini masyarakat pertanian di sumba barat hanya mengerjakan lahan mereka dengan sistem tradisional, yang hasilnya jauh dari harap. Sedangkan saat sekarang ini pengelolahan pertanian maupun pengembangannya berbasis agrobisnis dengan teknologi sebagi penunjangnya.

Pemerintah setempat harus memiliki motivasi untuk menggerakan masyarakat, membuat kelompok-kelompok tani di berbagai desa maupun tingkat kecamatan serta melaksanakan studi lapangan. Pemerintah juga harus menjamin ketersediaan kebutuhan pertanian seperti, pupuk, obat-obatan. Dinas pertanian dapat melaksanakan pengawasan mulai pengelolahan lahan sampai pada hasil pertaniannya, dinas terkait dapat melakukan terobosan baru untuk membeli gabah para petani. Sehingga tidak di jual ke pasar yang rata-rata orangnya memililki motif spekulasi yang merugikan petani.

Sumba barat yang terdiri dari lima kecamatan yaitu wanokaka, lamboya, loli, tanah righu dan kota waikabubak dapat menggerakkan potensi masing-masing dengan di bantu dinas terkait, dapat mengharumkan kembali nama sumba barat di tanah flobamora. Kita tidak cukup waktu mengenang masa lalu, tapi kita banyak waktu untuk mengubah potensi wilayah menjadi andalan kabupaten.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar